DENPASAR, LIPUTANINFOWARGA.COM – Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten Tabanan membulatkan tekad untuk segera merealisasikan pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau pabrik penyosohan beras terbesar di Pulau Dewata. Fasilitas strategis ini direncanakan berdiri di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, sebagai langkah monumental dalam memperkokoh kedaulatan pangan Bali.
Kesepakatan penting ini tercapai dalam Rapat Koordinasi yang digelar di Gedung Kertha Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Rabu, 22 Oktober 2025. Pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau unit penyosohan beras modern terbesar di Bali. Fasilitas ini akan terintegrasi, termasuk unit produksi pakan ternak.
Perencanaan pembangunan RMU direncanakan dimulai pada tahun 2026.Untuk memperkuat kedaulatan pangan Bali, meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, menjaga sirkulasi beras di Bali, dan meningkatkan kesejahteraan petani-peternak lokal.
Melalui sinergi antara Pemprov dan Pemkab, dimulai dengan langkah-langkah teknis dan koordinasi lintas sektor pada 2026, mencakup penetapan lokasi, studi kelayakan, hingga penyusunan desain dan sistem operasional.
Gubernur Bali, Wayan Koster, secara tegas menyatakan komitmen penuhnya terhadap rencana pembangunan RMU di Tabanan. Pemilihan Tabanan didasarkan pada posisinya sebagai ikon lumbung beras Bali, dan proyek ini sekaligus menjadi wujud nyata penghargaan pemerintah provinsi atas kontribusi signifikan daerah tersebut dalam menjamin pasokan pangan Bali.
"Pembangunan fasilitas penggilingan beras modern ini tidak hanya berfungsi sebagai penyosohan beras, tetapi juga akan dilengkapi dengan unit produksi pakan ternak," jelas Koster. Ia menekankan bahwa fungsi ganda ini akan memberikan manfaat terpadu bagi petani dan peternak, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan sistem ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Gubernur bertekad menjadikan proyek ini simbol kemandirian dan kebanggaan daerah.
Di pihak lain, Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, menyambut baik dan mendesak agar pembangunan RMU segera direalisasikan. Sanjaya menyoroti posisi strategis Tabanan sebagai lumbung pangan utama, yang menjadikan keberadaan RMU sebagai kunci untuk mengatur sirkulasi beras dan mencegah keluarnya gabah dari Pulau Dewata.
“Kami berharap RMU dapat dibangun, karena Tabanan dikenal sebagai daerah lumbung pangan Bali. RMU ini dapat menjadi solusi di hilir, sehingga gabah tidak keluar Bali,” tutur Sanjaya.
Menurutnya, potensi pertanian Tabanan, khususnya produksi beras, sangat vital sebagai penopang kebutuhan pangan Bali.
Dengan adanya fasilitas pengolahan terintegrasi dan berteknologi modern ini, rantai pasok pangan diharapkan tidak lagi bergantung pada daerah luar, sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan meningkatkan taraf hidup petani lokal.
RMU ini dirancang mampu mengolah hasil panen gabah dengan kapasitas besar dan teknologi mutakhir, sehingga kualitas beras Bali diproyeksikan mampu bersaing di pasar nasional.
Proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi masa depan pertanian Tabanan dan Bali, serta sejalan dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" dan semangat Tabanan era baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM) dalam mencapai kemandirian pangan. (*)

