UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Gubernur Koster dan Menkes Budi Sadikin Sepakat Perkuat Sektor Kesehatan

Kolaborasi Pusat dan Daerah Dorong Peningkatan Fasilitas Kesehatan di Bali. Gubernur Bali, Wayan Koster audiensi dengan Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta pada akhir September 2025. (Foto: Istimewa) 

JAKARTA, LIPUTANINFOWARGA.COM – Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah kembali menguat setelah Gubernur Bali, Wayan Koster, melakukan audiensi dengan Menteri Kesehatan (Menkes), Ir. Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta pada akhir September 2025. Pertemuan ini tidak hanya membahas isu teknis kesehatan, tetapi juga memperlihatkan sinergi politik yang didorong oleh kedekatan personal kedua tokoh yang merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).

Audiensi yang berlangsung dalam suasana akrab dan cair ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, khususnya terkait dukungan pusat terhadap upaya peningkatan layanan kesehatan di Bali. Pertemuan ini menjadi sorotan dalam konteks politik anggaran dan implementasi program strategis nasional di tingkat daerah.

"Yang menjadi topik utama adalah penguatan infrastruktur dan peralatan kesehatan di Bali, serta rencana penyelenggaraan konferensi internasional. Gubernur Koster menyampaikan apresiasi kepada Menkes atas bantuan yang telah diberikan, terutama dalam menyediakan fasilitas alat kesehatan berteknologi tinggi untuk pengembangan Rumah Sakit Bali Mandara milik Pemerintah Provinsi Bali.

Dukungan ini dianggap vital dalam mewujudkan komitmen daerah untuk memberikan akses layanan kesehatan yang lebih mutakhir bagi masyarakat.

Selain itu, Koster secara resmi mengajukan permohonan bantuan kepada Menkes untuk pengadaan alat kesehatan baru bagi Rumah Sakit Wangaya Denpasar. Peralatan tersebut rusak akibat bencana banjir, dengan usulan anggaran mencapai Rp 55 miliar. Permintaan ini menyoroti peran pemerintah pusat dalam mitigasi risiko dan pemulihan pascabencana di sektor kesehatan.

Menanggapi permohonan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan respons positif. Menkes menyatakan komitmennya untuk membantu pengadaan alat kesehatan yang diusulkan oleh Gubernur Koster, yang didasarkan pada surat usulan dari Walikota Denpasar. Rencana bantuan ini menunjukkan respons cepat pemerintah pusat terhadap kebutuhan mendesak di daerah.

Sebagai tindak lanjut, Menkes juga berencana untuk melakukan kunjungan kerja ke Bali dalam waktu dekat guna meninjau langsung kondisi di lapangan. Selain membahas bantuan alat kesehatan, pertemuan ini juga menyentuh aspek diplomasi dan promosi Bali di kancah global.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan dokter ahli jantung sedunia. Menkes secara khusus memohon agar Gubernur Koster dapat memfasilitasi pertemuan internasional tersebut. Permintaan dukungan ini memiliki implikasi politik dan ekonomi yang signifikan, karena keberhasilan acara tersebut akan memposisikan Bali tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat pertemuan medis global.

Pertemuan ini sebagai upaya strategis Pemerintah Provinsi Bali untuk:
* Penguatan Fasilitas Kesehatan Bali: Gubernur Koster mencari dukungan dan anggaran pusat untuk mengembangkan RS Bali Mandara dan memulihkan RS Wangaya pascabanjir.
* Sinergi Kebijakan: Memastikan program kesehatan nasional terimplementasi optimal di daerah, terutama terkait teknologi kesehatan.
* Dukungan Event Global: Menkes meminta dukungan daerah untuk menyukseskan konferensi dokter ahli jantung sedunia di Bali.

Pertemuan dilakukan melalui jalur audiensi bilateral antara Gubernur dan Menkes, diperlancar oleh kedekatan personal sebagai sesama alumni ITB, yang mempercepat komunikasi dan pengambilan keputusan terkait dukungan anggaran dan logistik. Menkes menyatakan akan menindaklanjuti dengan bantuan sesuai surat usulan dan melakukan peninjauan langsung ke Bali.

Pertemuan ini menjadi contoh konkret bagaimana jaringan personal dan almamater dapat memengaruhi kecepatan dan efektivitas koordinasi kebijakan antara eksekutif pusat dan daerah. Pendekatan informal ("akrab dan cair") yang didasari pertemanan lama memperlancar lobi politik daerah untuk mendapatkan alokasi sumber daya pusat, khususnya di sektor kesehatan yang kini menjadi prioritas nasional. Hal ini menggarisbawahi pentingnya lobi dan kedekatan antar elit politik dalam memastikan keberlanjutan pembangunan daerah. (*)