![]() |
Sosialisasi PSBS PADAS di Gereja Katedral Denpasar Sabtu (6/9) bersama Wanita Katolik Republik Indonesia. (Foto: Istimewa) |
DENPASAR, LIPUTANINFOWARGA.COM - Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Palemahan Kedas, Putri Koster, mengajak umat Katolik dan organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Bali untuk secara aktif melakukan pemilahan sampah mulai dari lingkup rumah tangga. Aksi ini dinilai krusial sebagai langkah awal untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Ajakan ini disampaikan langsung oleh Putri Koster dalam acara sosialisasi PSBS PADAS dan keamanan pangan yang diselenggarakan pada Sabtu, 6 September 2025. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan mandiri.
Kegiatan sosialisasi tersebut berlangsung di Gereja Katedral Denpasar, sebuah lokasi strategis yang menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Katolik di ibu kota Provinsi Bali.
Pihak utama yang terlibat adalah Putri Koster sebagai Duta PSBS PADAS. Sasaran dari sosialisasi ini adalah umat Katolik dan anggota organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) yang hadir dalam acara tersebut.
Menurut Putri Koster, pemilahan sampah sejak dari rumah tangga sangat penting untuk mengurangi beban TPA yang sering kali sudah melebihi kapasitas. Pemilahan ini juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Putri Koster memberikan beberapa solusi praktis yang bisa diterapkan di rumah, khususnya untuk mengelola sampah organik. "Sebaiknya sampah organik kita selesaikan sendiri di rumah, misalnya dengan membuat teba modern sedalam dua meter, tong edan, atau komposter di halaman rumah," ujarnya.
Dengan cara-cara tersebut, sampah organik bisa diolah secara mandiri menjadi bahan yang bermanfaat seperti kompos, sehingga tidak lagi perlu dibawa ke TPA. Ia menekankan bahwa langkah ini dapat membantu menjaga kebersihan lingkungan pribadi tanpa mencemari wilayah lain.
Ajakan ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif dari komunitas keagamaan untuk menjadi pelopor dalam gerakan pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. (*)